Jakarta, albrita.com – Effendi Simbolon kembali membuat terobosan penting di dunia pendidikan Indonesia. Sebagai Ketua Yayasan Universitas HKBP Nommensen sekaligus Ketua Umum Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia, ia berhasil menjalin kerja sama internasional dengan Universitas Hamburg, Jerman.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan proposal “A Multidisciplinary Partnership for the Transformation of Knowledge, Culture, and Technology” pada 1 September 2025. Kolaborasi tersebut mencakup empat bidang utama: Ilmu Sosial dan Humaniora, Pengembangan Pendidikan dan Kurikulum, Studi Lingkungan dan Keberlanjutan, serta Digital Humanities dan Teknologi Seni.
Dalam keterangannya, Effendi menjelaskan fokus utama kerja sama adalah pelestarian dan digitalisasi warisan budaya Batak. Proyek ini meliputi studi komparatif budaya Batak dengan tradisi Eropa Utara, serta penelitian linguistik historis dalam keluarga bahasa Austronesia. Menurutnya, langkah ini penting agar kekayaan budaya Batak bisa terdokumentasi dengan baik dan dikenal luas di dunia internasional.
Kerja sama ini juga membuka ruang program pertukaran fakultas dan mahasiswa. Melalui skema tersebut, akademisi Universitas HKBP Nommensen berkesempatan belajar langsung di Eropa, sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia. Sebaliknya, mahasiswa Universitas Hamburg juga dapat mempelajari budaya Batak di Sumatera Utara.
Effendi menegaskan, kolaborasi ini adalah strategi besar untuk menempatkan Universitas HKBP Nommensen pada posisi terdepan di Asia Tenggara. Baginya, universitas bukan sekadar pusat pembelajaran, tetapi motor penggerak perubahan sosial dan budaya.
Lebih jauh, kerja sama ini sejalan dengan upaya internasionalisasi pendidikan tinggi di Indonesia. Universitas di daerah pun kini punya kesempatan memperkuat jaringan global. Dengan dukungan institusi besar seperti Universitas Hamburg, reputasi pendidikan Indonesia dapat meningkat sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Selain penguatan akademik, proyek ini juga punya potensi ekonomi dan sosial. Promosi budaya Batak ke Eropa bisa mendongkrak pariwisata budaya, memperluas penelitian lapangan, sekaligus memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal. Dengan demikian, kolaborasi ini melampaui batas akademis dan masuk ke ranah pembangunan masyarakat.
Bagi Effendi, menjaga identitas budaya lokal sama pentingnya dengan menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan global. Ia percaya bahwa kombinasi antara tradisi dan teknologi modern akan melahirkan inovasi yang bermanfaat, baik bagi dunia pendidikan maupun masyarakat luas.
Penandatanganan kerja sama Universitas HKBP Nommensen dan Universitas Hamburg menjadi bukti bahwa pendidikan mampu menjembatani tradisi dan modernitas. Dari Batak hingga Eropa Utara, warisan budaya kini dibawa ke panggung dunia, memperkuat identitas sekaligus membuka jalan bagi masa depan yang lebih inklusif. (AW*)