Jakarta, albrita.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat kembali jadi sorotan setelah ribuan pelajar mengalami keracunan massal. Berdasarkan data hingga Jumat (26/9/2025), tercatat 3.384 siswa sakit, termasuk 1.333 korban di Kabupaten Bandung Barat.
Kepala Labkesda Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi, mengungkap hasil pemeriksaan dari 163 sampel makanan MBG yang dikirim 11 dinas kesehatan kabupaten/kota. “Ada 20 kali kejadian luar biasa keracunan makanan. Hasil laboratorium menunjukkan temuan bakteri berbahaya seperti Salmonella, E. coli, Bacillus cereus, hingga Vibrio cholerae,” jelasnya.
Ryan menekankan faktor kebersihan sebagai penyebab utama. Air tercemar, peralatan dapur yang kotor, hingga higienitas pekerja yang buruk membuat makanan mudah terkontaminasi. “Pekerja yang sakit tidak boleh menangani makanan. Air dan alat masak harus memenuhi standar kesehatan,” ujarnya.
Selain bakteri, uji kimia juga menemukan kandungan nitrit pada sebagian sampel. Kondisi ini mempercepat pembusukan makanan, apalagi jika disimpan di suhu ruang terlalu lama. “Makanan bergizi kaya nutrisi, tapi kalau tidak dikelola benar justru cepat basi dan berbahaya,” kata Ryan.
Labkesda juga mengingatkan gejala keracunan yang harus diwaspadai, mulai dari mual, muntah, diare, sakit perut, hingga dehidrasi. Pada kasus berat, keracunan bisa memicu gagal ginjal atau gangguan pernapasan. Ryan menyarankan siswa yang sakit segera mendapat perawatan medis, terutama bila muncul gejala parah.
Pemerintah daerah diingatkan lebih ketat mengawasi penyediaan makanan MBG, termasuk memastikan standar kebersihan sesuai Permenkes No. 1096/2011. Penyimpanan makanan juga wajib sesuai aturan: tetap panas di atas 60 derajat atau dingin di bawah 5 derajat.
Kasus ini membuka kembali pertanyaan publik soal kualitas pengawasan program MBG yang diharapkan memberi manfaat besar bagi anak sekolah, namun justru menimbulkan risiko kesehatan jika tak diawasi ketat. (MDA*)