Pemerintah Kucurkan Rp 200 Triliun ke Perbankan, Ini Rinciannya

- Jurnalis

Kamis, 11 September 2025 - 23:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengacungkan jempol usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengacungkan jempol usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

JAKARTA, albrita.com – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan menempatkan dana segar sebesar Rp 200 triliun ke sistem perbankan nasional. Dana ini bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah yang disimpan di Bank Indonesia.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, penempatan dana tersebut akan dibagi ke enam bank. Empat di antaranya adalah bank Himbara, sementara dua lainnya merupakan bank syariah.

Menurut Purbaya, langkah ini diambil untuk memperkuat likuiditas perbankan dan mendorong pertumbuhan kredit di tengah kondisi ekonomi yang masih membutuhkan dorongan.

Empat bank Himbara yang dimaksud adalah Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Tabungan Negara (BTN). Sedangkan satu bank syariah yang sudah pasti adalah Bank Syariah Indonesia (BSI).

Purbaya belum menyebutkan satu lagi bank syariah penerima dana. Namun ia memastikan penyaluran dana akan segera dilakukan setelah aturan teknis ditandatangani.

“Harusnya cepat. Malam ini saya tanda tangan, besok dana sudah bisa masuk ke bank-bank itu,” kata Purbaya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/9).

Ia menambahkan bahwa pembagian Rp 200 triliun tersebut tidak akan dilakukan secara merata. Setiap bank akan mendapatkan porsi berbeda sesuai kebutuhan likuiditas dan skala operasionalnya.

“Proporsinya beda-beda, nanti kita atur. Tidak sama untuk semua bank,” ujarnya.

Langkah pemerintah ini bukan sekadar penempatan dana biasa. Purbaya menegaskan, tujuan utamanya adalah memastikan likuiditas yang cukup di sektor perbankan sehingga penyaluran kredit ke masyarakat dan dunia usaha bisa meningkat.

Baca Juga :  Samator Indo Gas Bukukan Laba Rp 24,2 Miliar pada Semester I 2025, Turun 65 Persen

Dengan adanya tambahan likuiditas, perbankan diharapkan lebih leluasa menyalurkan pinjaman, baik untuk konsumsi maupun investasi. Hal ini diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian nasional.

Namun, pemerintah tidak memberikan arahan khusus mengenai penggunaan dana tersebut. Purbaya menegaskan kebebasan diberikan kepada pihak bank.

“Suka-suka banknya. Yang penting likuiditas masuk ke sistem,” katanya.

Meski demikian, pemerintah akan tetap melakukan pemantauan ketat. Evaluasi akan dilakukan secara berkala untuk melihat dampak nyata dari kebijakan ini terhadap perekonomian.

“Kita lihat dalam waktu seminggu, dua minggu, tiga minggu seperti apa dampaknya. Kalau kurang, tambah lagi,” ungkapnya.

Langkah ini juga dinilai sebagai percobaan pertama dalam memanfaatkan SAL secara lebih produktif. Sebelumnya, SAL biasanya disimpan dalam bentuk pasif di Bank Indonesia.

Dengan menempatkannya di bank umum, pemerintah berharap dana tersebut bisa lebih optimal mendukung kegiatan ekonomi riil.

Ekonom menilai kebijakan ini cukup berani. Di satu sisi, langkah ini bisa mempercepat penyaluran kredit dan meningkatkan kepercayaan dunia usaha. Di sisi lain, perlu dipastikan bahwa dana benar-benar disalurkan produktif, bukan hanya menumpuk di bank.

Kebijakan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah menjaga stabilitas sistem keuangan. Likuiditas yang kuat di sektor perbankan diyakini mampu meredam potensi guncangan eksternal.

Selain itu, tambahan dana besar di bank diharapkan bisa menekan biaya dana (cost of fund) sehingga bunga kredit bisa lebih kompetitif. Hal ini tentu akan membantu pelaku usaha, terutama sektor UMKM yang sangat membutuhkan akses pembiayaan murah.

Baca Juga :  Industri Cat RI Naik Daun, PCS 2025 Jadi Sorotan Pelaku Global

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di tahun 2025. Salah satu kuncinya adalah mendorong pembiayaan dari perbankan agar kegiatan produksi, perdagangan, hingga investasi bisa meningkat signifikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah memang mengandalkan kebijakan fiskal ekspansif untuk menjaga pertumbuhan. Namun, sektor perbankan tetap dianggap sebagai motor penting bagi pemulihan ekonomi.

Dengan adanya tambahan Rp 200 triliun ini, Purbaya optimistis pertumbuhan kredit akan lebih cepat dibandingkan kondisi saat ini.

“Kalau likuiditas masuk, otomatis bank bisa lebih agresif menyalurkan kredit. Dari situ ekonomi bergerak,” tegasnya.

Pemerintah juga membuka kemungkinan menambah penempatan dana bila hasil evaluasi menunjukkan dampak positif.

“Kalau ternyata kurang, kita tambah lagi. Intinya kita fleksibel,” ucap Purbaya.

Langkah penempatan dana ini diperkirakan akan menjadi perhatian besar bagi dunia usaha dan pasar keuangan. Bagaimana perbankan memanfaatkan dana jumbo ini akan sangat menentukan hasil akhirnya.

Bagi masyarakat luas, kebijakan ini diharapkan berdampak pada kemudahan akses kredit, bunga pinjaman yang lebih rendah, dan meningkatnya aktivitas ekonomi di berbagai sektor.

Dengan strategi ini, pemerintah berupaya memastikan perekonomian tidak hanya stabil, tapi juga tumbuh lebih cepat dan berkelanjutan. (MDA*)

 

Berita Terkait

Pembiayaan Ultra Mikro Dorong Perempuan Prasejahtera Tingkatkan Ekonomi Keluarga
Ekonomi Indonesia Kuartal III 2025 Diperkirakan Tumbuh 5 Persen
LPS Tangani 26 BPR, OJK Pastikan Nasabah Tetap Terlindungi
Pertamina Bahas Pembangunan Kilang dengan Menteri Keuangan
Pemerintah Terbitkan Dimsum Bond Renminbi, Perluas Basis Investor dan Diversifikasi Pendanaan
Ekspor Cengkih dari Lampung ke AS Ditunda karena Dugaan Cemaran Radioaktif Cs-137
BCA Mulai Buyback Saham Rp 5 Triliun Mulai 22 Oktober 2025
Purbaya Yudhi Sadewa Tegaskan Inflasi Terkendali Kunci Stabilitas Ekonomi dan Politik

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 07:10 WIB

Pembiayaan Ultra Mikro Dorong Perempuan Prasejahtera Tingkatkan Ekonomi Keluarga

Selasa, 4 November 2025 - 23:33 WIB

Ekonomi Indonesia Kuartal III 2025 Diperkirakan Tumbuh 5 Persen

Selasa, 4 November 2025 - 07:10 WIB

LPS Tangani 26 BPR, OJK Pastikan Nasabah Tetap Terlindungi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 07:10 WIB

Pertamina Bahas Pembangunan Kilang dengan Menteri Keuangan

Kamis, 23 Oktober 2025 - 22:33 WIB

Pemerintah Terbitkan Dimsum Bond Renminbi, Perluas Basis Investor dan Diversifikasi Pendanaan

Berita Terbaru

Seorang pedagang  cabai merah.

Padang Panjang

Harga Cabai Merah Turun

Senin, 10 Nov 2025 - 12:33 WIB