Paris, albrita.com — Pencurian koleksi perhiasan dari Museum Louvre pada Minggu (19/10) mengejutkan publik dunia. Banyak orang tak menyangka pencuri bisa menembus keamanan museum paling terkenal di dunia itu.
Peristiwa ini kembali mengingatkan publik pada pencurian legendaris tahun 1911, ketika Vincenzo Perugia berhasil mencuri lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci. Perugia, warga Italia yang bekerja di Louvre, merencanakan aksinya dengan cermat.
Pada malam 20 Agustus 1911, ia masuk ke Salon Carré, ruangan tempat Mona Lisa dipajang. Ia bersembunyi di lemari penyimpanan hingga pagi hari. Setelah museum tutup, ia keluar mengenakan celemek putih seperti pegawai museum. Ia kemudian melepas lukisan dari dinding, mengeluarkan kanvas dari bingkai kaca, dan berjalan ke tangga darurat.
Saat hendak keluar, Perugia menghadapi pintu terkunci. Seorang tukang ledeng muncul dan tanpa curiga membantunya membuka pintu. Perugia pun melangkah keluar sambil membawa Mona Lisa yang terbungkus kain putih.
Keesokan harinya, para pegawai Louvre tidak menyadari lukisan itu hilang. Mereka baru menyadari kehilangan pada Selasa siang setelah seorang seniman meminta penjaga memeriksa keberadaan lukisan. Polisi segera datang, menemukan bingkai kaca di tangga darurat, dan memulai pencarian besar-besaran.
Selama dua tahun, otoritas Prancis menggeledah kapal, mobil, dan rumah warga tanpa hasil. Pada Desember 1913, Perugia menghubungi pedagang seni Alfredo Geri di Florence untuk menawarkan lukisan seharga 500 ribu lira. Ia membawa Mona Lisa ke Italia, namun Geri melapor ke polisi. Aparat Italia menangkap Perugia dan mengamankan lukisan bersejarah itu.
Dalam pemeriksaan, Perugia mengaku mencuri Mona Lisa demi mengembalikannya ke Italia karena ia percaya Napoleon pernah merampasnya. Pengadilan memvonisnya bersalah, tetapi ia hanya menjalani hukuman singkat. Setelah itu, otoritas Prancis mengembalikan Mona Lisa ke Museum Louvre, tempat karya ikonik itu tetap terpajang dengan sistem keamanan superketat hingga kini (YS*)









