Tel Aviv, albrita.com – Lebih dari 7.500 warga Israel menandatangani sebuah petisi yang mendesak pengakuan terhadap negara Palestina sekaligus penghentian perang di Gaza. Inisiatif ini diluncurkan oleh Zazim, gerakan akar rumput Yahudi-Arab, yang menyebut langkah tersebut sebagai upaya untuk menyampaikan “suara jelas rakyat Israel kepada dunia internasional” menjelang Sidang Umum PBB di New York pada 22 September 2025.
Pihak penyelenggara menyatakan bahwa jumlah dukungan akan terus bertambah dan diperkirakan melampaui 10.000 tanda tangan sebelum sidang digelar. Petisi itu menekankan bahwa pengakuan Palestina bukanlah bentuk hukuman terhadap Israel, melainkan jalan menuju perdamaian berbasis pengakuan timbal balik dan jaminan keamanan bagi kedua bangsa.
Dalam pernyataannya, Zazim juga memperingatkan bahwa tanpa adanya pengakuan negara Palestina, Israel berisiko terseret agenda politik kelompok sayap kanan yang saat ini kian berpengaruh. Salah satu tokoh yang disorot adalah Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang secara terbuka mendorong kebijakan pencaplokan wilayah, sistem apartheid, serta melanjutkan perang tanpa solusi damai.
Gerakan ini menjadi salah satu yang terbesar di kalangan sipil Israel dalam beberapa bulan terakhir, mencerminkan keresahan warga terhadap situasi konflik yang berkepanjangan. Dukungan publik ini juga dinilai sebagai sinyal kuat bagi para pemimpin dunia agar mendorong resolusi nyata dalam isu Palestina-Israel. (WF*)









