Beijing, albrita.com – Pemerintah China semakin tegas dalam upaya membangun kemandirian teknologi, khususnya di sektor semikonduktor. Otoritas dunia maya China, Cyberspace Administration of China (CAC), mengeluarkan larangan bagi perusahaan teknologi besar untuk membeli chip kecerdasan buatan (AI) buatan Nvidia.
Aturan tersebut menargetkan chip seri RTX Pro 6000D, produk yang sebelumnya dikembangkan khusus untuk memenuhi pasar China. Menurut laporan Financial Times, perusahaan besar seperti Alibaba, ByteDance, hingga Baidu diminta segera menghentikan uji coba dan pembelian chip tersebut.
Kebijakan ini memicu gejolak di pasar global. Saham Nvidia langsung melemah lebih dari 3 persen pada perdagangan Rabu (18/9) waktu Amerika Serikat, meski sebelumnya chip 6000D diperkirakan menjadi andalan baru bagi raksasa teknologi di China.
CEO Nvidia, Jensen Huang, menyampaikan kekecewaannya terkait keputusan itu. “Kami hanya bisa hadir di pasar yang memang menginginkan keberadaan kami. Saya memahami agenda besar antara China dan Amerika Serikat, namun tetap saja hal ini mengecewakan,” ujarnya.
Bagi Beijing, larangan ini merupakan langkah strategis untuk mempercepat penguatan industri chip nasional. Pemerintah mendorong perusahaan seperti Huawei, Cambricon, dan Alibaba untuk meningkatkan produksi prosesor AI dalam negeri. Bahkan, laporan terbaru menyebut China menargetkan kapasitas produksi prosesor AI bisa meningkat hingga tiga kali lipat pada tahun depan.
“Pesannya jelas: semua pihak harus berkolaborasi memperkuat ekosistem chip lokal. Harapan bahwa pasokan dari Nvidia akan kembali di masa depan kini sudah pupus,” ungkap salah satu eksekutif teknologi China.
Selain kebijakan larangan chip, otoritas China melalui Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR) juga tengah menyelidiki dugaan pelanggaran Undang-Undang Anti-Monopoli yang dilakukan Nvidia. Walau detail pelanggaran belum diungkap, investigasi ini menambah tekanan terhadap perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.
Langkah Beijing diyakini akan mempercepat transformasi industri semikonduktor domestik sekaligus mempertegas rivalitas teknologi dengan Amerika Serikat. (WF*)