Jakarta, albrita.com – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan negaranya siap memberikan pengakuan resmi terhadap Palestina pada Sidang Majelis Umum PBB yang digelar di New York pekan ini. Macron menilai langkah tersebut penting untuk membuka jalan solusi damai sekaligus mengurangi pengaruh Hamas di Palestina.
Dalam wawancara dengan media Israel, Kamis (18/9/2025), Macron menjelaskan bahwa pengakuan negara Palestina akan mempertegas posisi dunia bahwa perjuangan rakyat Palestina tidak identik dengan Hamas. “Mengakui Palestina berarti mengakui hak sah rakyatnya. Dengan cara ini, Hamas akan semakin terisolasi,” ujarnya dikutip dari AFP.
Tidak hanya Prancis, sejumlah negara Barat lain seperti Inggris juga dikabarkan siap mengambil langkah serupa. Harapannya, pengakuan kolektif ini bisa membuka kembali jalan menuju solusi dua negara yang selama bertahun-tahun menjadi perdebatan panjang. Meski begitu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkali-kali menolak gagasan berdirinya negara Palestina dan menegaskan hal itu tidak akan pernah terjadi.
Di sisi lain, Macron menyampaikan kritik keras terhadap serangan darat Israel ke Gaza City pada awal pekan ini. Menurutnya, operasi tersebut justru memperburuk situasi kemanusiaan dan menghambat setiap upaya perdamaian. “Operasi semacam ini benar-benar kontraproduktif. Selain menelan banyak korban, juga merusak citra Israel di mata dunia,” kata Macron.
Sejak konflik memanas pada 7 Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 65 ribu orang. Kondisi ini membuat tekanan internasional terhadap Israel semakin besar, sementara dukungan untuk pengakuan Palestina semakin menguat di panggung global.
Langkah Prancis dan sejumlah negara Barat diyakini akan menjadi momentum penting dalam peta diplomasi internasional terkait konflik Israel-Palestina. Jika pengakuan ini terealisasi, maka jalan menuju terbentuknya negara Palestina berdaulat semakin terbuka lebar, meski tantangan politik dan keamanan masih membayangi. (MDA*)