Jakarta, albrita.com – Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (26/9/2025). Berdasarkan data Bloomberg pukul 10.37 WIB, rupiah berada di level Rp16.768 per dolar AS, turun 19 poin atau 0,11 persen.
Eastspring Investments mencatat, pelemahan ini menandai posisi rupiah terendah dalam lima bulan terakhir. Tren depresiasi sudah terlihat sejak Mei 2025, ketika kurs sempat menembus Rp16.627 per dolar AS.
Meski demikian, rupiah sempat menunjukkan perbaikan di pertengahan tahun. Pada Juni 2025, nilai tukar menguat ke Rp16.492 per dolar AS, bahkan sempat mencapai Rp16.185 pada Juli. Namun momentum itu tak bertahan lama.
Awal Agustus rupiah kembali melemah ke Rp16.513, meski kemudian sempat rebound ke Rp16.115 pada pertengahan bulan. Kini, tekanan kembali meningkat seiring sentimen global yang belum stabil.
Analis menilai, faktor eksternal masih dominan dalam menentukan arah rupiah. Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, penguatan indeks dolar, hingga ketegangan geopolitik global membuat mata uang negara berkembang tertekan.
Di sisi lain, kebutuhan impor yang meningkat menjelang akhir tahun juga menambah tekanan terhadap kurs rupiah. Sektor energi dan pangan disebut sebagai penyumbang utama tingginya permintaan dolar.
Meski begitu, sejumlah ekonom percaya fundamental Indonesia masih cukup kuat. Cadangan devisa yang stabil dan surplus neraca perdagangan diharapkan bisa menjadi bantalan menghadapi gejolak eksternal.
Pelaku pasar berharap pemerintah dan Bank Indonesia dapat menjaga stabilitas mata uang melalui kombinasi intervensi pasar, kebijakan fiskal yang terukur, dan strategi moneter yang adaptif. (YS*)