Kupang, albrita.com – Stadion GOR Oepoi, Selasa (9/9), dipenuhi riuh semangat ribuan pelajar dari seluruh kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka datang bukan sekadar untuk bertanding, tetapi juga merayakan pesta olahraga terbesar pelajar se-provinsi: Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) NTT 2025.
Perhelatan akbar ini terasa semakin istimewa karena bertepatan dengan peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-42. Perpaduan dua momentum besar itu menjadikan suasana pembukaan POPDA kali ini lebih meriah dan penuh makna.
Gubernur NTT, Drs. Emanuel Melkiades Laka Lena, Apt., M.M., hadir langsung membuka kegiatan. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa olahraga tidak boleh hanya dipandang sebagai ajang berburu prestasi. Lebih dari itu, olahraga adalah jalan untuk membentuk karakter generasi muda.
“Olahraga adalah media melatih karakter, membangun semangat juang, dan menanamkan kejujuran. POPDA ini bukan sekadar tentang menang atau kalah, tetapi tentang proses belajar disiplin, kerja keras, dan pantang menyerah,” ujar Gubernur di hadapan ribuan pelajar.
Ia menambahkan, kemenangan sejati bukan semata ditentukan oleh jumlah medali. Sportivitas, solidaritas, dan sikap menghargai lawan adalah nilai-nilai yang jauh lebih penting untuk dijunjung.
“POPDA ini adalah wadah persaudaraan dan persatuan. Saya ingin semua pelajar NTT mengingat itu. Hormati lawan, junjung tinggi aturan, karena itulah esensi sejati olahraga,” tandasnya,dirilis lidahrakyat.com.
Acara pembukaan POPDA berlangsung semarak. Stadion GOR Oepoi seakan berubah menjadi panggung perayaan budaya dan olahraga. Para pelajar dari berbagai daerah tampil dalam parade kontingen, membawa bendera kabupaten/kota masing-masing dengan penuh kebanggaan.
Tak ketinggalan, tarian daerah khas NTT turut dipersembahkan, menghadirkan nuansa keindahan budaya lokal. Puncak acara terjadi ketika obor POPDA dinyalakan—sebuah simbol api semangat juang yang diharapkan terus berkobar dalam diri setiap atlet muda NTT.
Sorak-sorai penonton, tepukan tangan meriah, hingga lantunan yel-yel kontingen menambah kemegahan upacara pembukaan. Bagi para pelajar, momen ini bukan hanya seremoni, melainkan juga kesempatan untuk merasakan kebersamaan sebagai satu keluarga besar NTT.
Pemerintah provinsi menaruh harapan besar pada ajang POPDA. Selain menjadi arena silaturahmi, kompetisi ini juga berfungsi sebagai ajang seleksi dan evaluasi bagi para atlet pelajar.
Diharapkan, POPDA 2025 mampu melahirkan bibit-bibit unggul olahraga yang kelak bisa mengharumkan nama NTT, bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional.
“POPDA adalah titik awal. Dari sini kita bisa melihat potensi, melatihnya, dan mempersiapkan anak-anak NTT agar siap bersaing di level lebih tinggi. Jangan berhenti di sini, teruslah berproses,” ujar Gubernur menutup sambutannya.
Bagi banyak pelajar, POPDA bukan hanya kesempatan unjuk kemampuan, tetapi juga pengalaman berharga untuk belajar tentang arti perjuangan. Setiap pertandingan akan meninggalkan cerita: tentang kerja keras, tentang persahabatan baru, dan tentang keberanian untuk mencoba.
Dengan semangat Haornas ke-42 yang dirayakan bersamaan, POPDA 2025 menjadi pengingat bahwa olahraga adalah bahasa universal yang menyatukan. Dari Kupang, gema semangat itu akan menyebar ke seluruh pelosok NTT—menghidupkan harapan baru bagi dunia olahraga pelajar. (Ti**)