Jakarta, albrita.com – Erick Thohir resmi menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Selain itu, ia juga masih memegang posisi strategis sebagai Ketua Umum PSSI. Kombinasi dua posisi ini membuka peluang besar untuk kemajuan Timnas Indonesia.
Sebelumnya, proses naturalisasi pemain hanya bisa berjalan melalui koordinasi antara Kemenpora dan PSSI. Kini, dengan posisi ganda Erick, proses tersebut berpotensi menjadi lebih cepat, efisien, dan mulus.
Di bawah kepemimpinan Erick sebagai Ketum PSSI, Timnas Indonesia telah menikmati berbagai gebrakan. Beberapa pemain naturalisasi, termasuk Emil Audero, Calvin Verdonk, dan Ole Romeny, berhasil masuk dan menjadi tulang punggung skuad.
Hasilnya, Indonesia kini hanya berjarak 180 menit dari tiket ke Piala Dunia 2026. Posisi strategis Erick di PSSI dan Kemenpora diyakini akan memperkuat program pengembangan pemain, strategi tim, serta persiapan kompetisi internasional.
Selain itu, Erick berencana mendorong investasi dan dukungan infrastruktur olahraga nasional agar para pemain dapat berkembang optimal. Program pembinaan usia muda dan akademi sepak bola juga akan menjadi prioritas agar prestasi jangka panjang Timnas lebih terjamin.
Kombinasi peran Erick sebagai Menpora dan Ketum PSSI diharapkan membawa Timnas Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, mempermudah koordinasi, serta mempercepat implementasi program naturalisasi dan pengembangan pemain nasional.
Erick juga akan memanfaatkan posisinya untuk memperkuat kerja sama antara klub-klub lokal dan internasional, sehingga talenta muda Indonesia dapat terasah melalui kompetisi yang lebih kompetitif. Hal ini dinilai penting untuk menciptakan regenerasi pemain berkualitas.
Selain fokus di sepak bola, Erick menekankan pembinaan cabang olahraga lain agar prestasi Indonesia tidak hanya di satu sektor. Strategi jangka panjang ini melibatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah, sekolah, dan komunitas olahraga.
Langkah cepat lainnya adalah optimalisasi program beasiswa dan fasilitas pelatihan untuk atlet muda, agar mereka memiliki kesempatan lebih besar menembus level internasional. Program ini dipandang akan memperkuat pondasi olahraga nasional.
Tak kalah penting, Erick juga mendorong transparansi dalam pengelolaan dana olahraga dan penggunaan anggaran untuk pembinaan, agar program pengembangan atlet dan tim nasional berjalan tepat sasaran dan berkelanjutan. (YS*)