Sungai Penuh, albrita.com – Masyarakat Enam Luhah Sungai Penuh mulai mempersiapkan diri menyambut Kenduri SKO 2026, pesta adat terbesar yang terakhir kali digelar pada 2007.
Persiapan di berbagai dusun dan luhah mulai terlihat, warga mulai bergotong royong membersihkan lingkungan, memperbaiki balai adat, dan menyiapkan perlengkapan upacara.
Ketua Lembaga Adat Enam Luhah Sungai Penuh, Dpt. Maifendri, S.PKP, gelar Depati Santiodo Tuo Tiang Agama mengatakan bahwa Kenduri SKO tahun depan akan menjadi momentum penting bagi masyarakat adat.
“Kenduri SKO 2026 merupakan kenduri adat terbesar karena terakhir kali dilaksanakan 19 tahun lalu. Ini saat yang tepat untuk mengangkat kembali tradisi adat Sungai Penuh yang menjadi bagian dari kehidupan para leluhur,” ujarnya.
Maifendri menjelaskan, Kenduri SKO bukan sekadar ritual adat, tetapi juga ajang mempererat hubungan antar-pemangku adat, ninik mamak, dan generasi muda.
“Kegiatan ini menjadi wadah pemersatu seluruh unsur adat sekaligus media untuk membimbing dan mengayomi anak kemenakan agar mereka mampu menghadapi tantangan zaman, tanpa melupakan tradisi yang diwariskan turun-temurun,” tegasnya.
Menurutnya, makna Kenduri SKO terletak pada semangat kebersamaan, penghormatan terhadap leluhur, serta pelestarian nilai-nilai adat yang membentuk jati diri masyarakat Sungai Penuh.
Ia mengajak seluruh luhah dan warga untuk aktif berpartisipasi agar pelaksanaan tahun depan berjalan sukses.
Berbagai kegiatan pendukung mulai digagas, seperti latihan tari tradisional (tari iyo-iyo), pencak silat, persiapan perlengkapan adat, seperti baju adat serta mempersiapkan calon pemangku adat yang akan diangkat pada puncak Kenduri SKO 2026 nanti.
Antusiasme masyarakat tampak tinggi, terutama di kalangan generasi muda yang ingin kembali mengenal akar budayanya.
Dengan semangat kebersamaan, Sungai Penuh bertekad menjadikan Kenduri SKO 2026 sebagai simbol kebangkitan adat dan budaya, sekaligus pengingat bahwa nilai-nilai leluhur tetap relevan di tengah kemajuan zaman. (al)