Sungai Penuh, albrita.com–Pemerintah Kota Sungai Penuh terus menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Keseriusan itu mendapat perhatian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang menurunkan tim penilai Adipura untuk melakukan pemantauan tahap II di Kota Sungai Penuh, Selasa (28/10).
Kedatangan tim KLHK yang dipimpin Muchammad Novan Ardista disambut langsung oleh Wali Kota Sungai Penuh, Alfin, SH, dan Wakil Wali Kota Azhar Hamzah. Rombongan meninjau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di kawasan Renah Kayu Embun (RKE) yang menjadi pusat utama pengelolaan sampah kota.
Pemantauan tahap II ini merupakan bagian penting dalam proses penilaian Adipura 2025, yang menitikberatkan pada aspek kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah, tata ruang kota, dan ruang terbuka hijau.
Tim KLHK Apresiasi Pengelolaan Sampah Kota Sungai Penuh
Dalam kunjungan tersebut, tim KLHK meninjau secara detail aktivitas di TPST RKE, mulai dari pemilahan sampah organik dan non-organik, proses daur ulang, sistem pengangkutan, hingga partisipasi warga dalam kegiatan kebersihan.
Ketua tim, Muchammad Novan Ardista, memberikan apresiasi atas kinerja Pemerintah Kota Sungai Penuh yang dinilainya mengalami peningkatan signifikan dalam penanganan persoalan sampah.
“Kami melihat progres yang sangat baik. Pemerintah Kota Sungai Penuh menunjukkan komitmen yang kuat dan konsisten untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Program-programnya berjalan dengan arah yang jelas dan terukur,” ungkap Novan.
Menurutnya, keberadaan TPST RKE menjadi bukti bahwa Sungai Penuh tidak hanya membangun fasilitas, tetapi juga kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan kota.
Alfin Tegaskan Komitmen dan Semangat Gotong Royong
Wali Kota Alfin, SH, menegaskan bahwa pemerintah daerah menempatkan isu kebersihan dan pengelolaan sampah sebagai prioritas utama pembangunan. Ia menyebut pembangunan TPST RKE sebagai langkah strategis untuk menuntaskan permasalahan lingkungan yang telah lama dihadapi.
“Kami ingin masyarakat Sungai Penuh hidup di lingkungan yang bersih, sehat, dan tertata. Dengan beroperasinya TPST ini, kami optimistis pengelolaan sampah bisa tertangani secara maksimal,” ujar Wako Alfin.
Pemkot kini menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis sumber dengan melibatkan warga. Pemerintah menggencarkan kampanye sadar lingkungan, menggerakkan pelajar, komunitas lokal, dan aparatur kelurahan agar kebersihan kota menjadi tanggung jawab bersama.
Dalam kesempatan itu, Alfin menegaskan pentingnya semangat kebersamaan dalam meraih penghargaan Adipura.
“Tiada yang mustahil. Dengan semangat gotong royong dan partisipasi seluruh masyarakat, Adipura mampu kita bawa kembali ke negeri Sahalun Suhak Salatuh Bedil,” tegasnya penuh semangat.
Ia menambahkan, penghargaan Adipura bukan sekadar simbol kebersihan, tetapi bukti nyata kolaborasi seluruh elemen masyarakat.
Kolaborasi dan Inovasi Jadi Kunci
Selain TPST, Pemkot Sungai Penuh juga memperkuat program bank sampah, taman hijau kota, dan penataan ruang terbuka hijau. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bekerja sama dengan dunia usaha dan komunitas peduli lingkungan menciptakan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan.
Wakil Wali Kota Azhar Hamzah menegaskan bahwa kolaborasi menjadi kunci keberhasilan.
“Kami terus mengajak seluruh warga ikut menjaga kebersihan. TPST bukan hanya tempat pengolahan sampah, tapi juga pusat edukasi lingkungan bagi masyarakat,” ujar Azhar.
Menuju Adipura 2025
Dengan berbagai inovasi dan semangat gotong royong, Pemkot Sungai Penuh semakin optimistis menghadapi penilaian akhir Adipura 2025.
“Kami tidak hanya mengejar penghargaan, tapi ingin memastikan setiap langkah kebijakan membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” tutup Wako Alfin.
Kunjungan tim penilai tahap II dari KLHK menjadi momentum penting bagi Sungai Penuh untuk membuktikan bahwa kota ini bergerak menuju masa depan yang bersih, hijau, dan berkelanjutan, sesuai semangat Sahalun Suhak Salatuh Bedil — bersama kita kuat, bersama kita hebat. (hms/al)
