Jakarta, albrita.com – Tren membuat foto diri menjadi miniatur ala action figure kini sedang viral di media sosial. Banyak warganet penasaran karena hasilnya terlihat seperti figur koleksi sungguhan, lengkap dengan kemasan mainan.
Fenomena ini makin populer berkat aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI), salah satunya Gemini AI. Dengan bantuan prompt atau teks instruksi yang tepat, siapa pun bisa menghasilkan gambar miniatur realistis hanya dalam hitungan detik.
Padahal, efek miniatur sebelumnya hanya bisa didapat dengan kamera khusus lensa tilt-shift atau editing rumit di Photoshop. Bahkan, fotografer profesional dulu kerap mengandalkan teknik ini untuk menciptakan kesan “diorama” atau dunia kecil. Kini, teknologi AI membuatnya jauh lebih mudah diakses oleh siapa saja.
Miniatur ala action figure yang dihasilkan AI biasanya menggunakan skala 1/7, 1/8, atau 1/12. Hasilnya bisa ditempatkan di berbagai latar, mulai dari meja komputer, lemari mainan, hingga kotak kemasan seperti koleksi Bandai atau Hot Toys.
Banyak orang menggunakannya untuk keperluan konten media sosial. Ada yang membuat miniatur dirinya dengan gaya superhero, ada pula yang menjadikan hewan peliharaan sebagai figur koleksi. Kreativitas ini membuat tren miniatur semakin luas dan diminati.
Selain itu, pengguna juga bisa membuat versi lebih personal. Misalnya, figur dengan nama sendiri, gaya cosplay, atau bahkan miniatur yang tampak sedang dipegang oleh pemilik aslinya.
Meski terdengar sederhana, hasil foto miniatur dari AI sangat bergantung pada detail prompt yang digunakan. Jika instruksi teks kurang jelas, figur yang dihasilkan bisa terlihat aneh, kurang proporsional, atau tidak sesuai keinginan.
Contohnya, jika ingin membuat miniatur orang, foto yang diunggah harus utuh satu badan agar hasil lebih maksimal. Detail seperti posisi berdiri, ukuran skala, jenis base akrilik, hingga desain kotak kemasan juga perlu disebutkan.
Banyak warganet kini membagikan prompt siap pakai yang bisa langsung disalin. Cara ini memudahkan pemula yang belum terbiasa menulis instruksi panjang untuk AI.
Salah satu yang paling banyak digunakan adalah prompt “Action Figur Model Kit BANDAI di Atas Meja.” Dengan instruksi tersebut, AI akan membuat miniatur skala 1/7 lengkap dengan base transparan dan kemasan bergaya Bandai.
Selain itu, ada juga prompt untuk membuat miniatur orang. Biasanya menggunakan skala 1/8 dengan gaya collectible figure. Figur tersebut ditempatkan di meja komputer, sementara layar monitor menampilkan proses sculpting 3D di Cinema 4D atau Blender.
Beberapa pengguna menambahkan variasi kreatif, seperti miniatur orang dengan foto asli di belakangnya, miniatur dengan custom nama, atau figur yang tampak sedang dipajang di etalase toko mainan.
Tidak hanya manusia, motor dan mobil juga jadi objek populer. Dengan prompt yang tepat, AI bisa menghasilkan miniatur motor bergaya Bandai atau mobil balap ala Tamiya lengkap dengan kotak kemasan edisi kolektor.
Selain untuk diri sendiri, banyak orang mencoba membuat figur bersama pasangan atau keluarga. Prompt ini biasanya menghasilkan miniatur yang tampak realistis seolah-olah sedang dipajang di ruang tamu.
Pecinta hewan juga tak mau ketinggalan. Foto kucing, anjing, hingga burung peliharaan bisa diubah menjadi figur lucu bergaya Funko. Hasilnya kemudian dibagikan di media sosial sebagai konten unik.
Untuk yang suka kesederhanaan, ada juga prompt singkat. Misalnya, “Miniature action figure of myself in superhero style.” Instruksi sederhana seperti ini tetap bisa menghasilkan figur keren, lengkap dengan kostum futuristik.
Salah satu daya tarik tren ini adalah kebebasan bereksperimen. Prompt bisa dibuat sesuai tema apa pun, dari karakter video game, tokoh kartun, hingga zombie horor. Bahkan, ada yang membuat figur bergaya pahlawan dengan membawa bendera nasional.
Kunci utama terletak pada imajinasi. Semakin detail deskripsi prompt, semakin besar kemungkinan hasil yang didapat terlihat seperti action figure sungguhan.
Tren ini berkembang pesat di TikTok, Instagram, hingga X (Twitter). Banyak kreator konten yang membagikan hasil eksperimen mereka sekaligus tutorial prompt. Hashtag seperti #MiniatureAI dan #ActionFigureAI pun ramai digunakan.
Selain hiburan, tren ini juga mulai dilirik pelaku usaha. Beberapa fotografer dan desainer grafis menjadikannya sebagai layanan berbayar. Ada pula toko online yang menawarkan jasa membuat “action figure digital” untuk hadiah ulang tahun atau kenang-kenangan.
Penggunaan AI dalam seni visual memang semakin melekat dalam keseharian. Jika dulu butuh waktu berjam-jam untuk membuat desain di Photoshop, kini hanya butuh satu prompt yang tepat.
Ke depan, tren miniatur ala action figure ini diprediksi masih akan bertahan. Apalagi, AI terus berkembang dengan hasil yang semakin realistis, bahkan bisa dipadukan dengan teknologi cetak 3D untuk menghasilkan figur fisik.
Dengan begitu, bukan tidak mungkin di masa depan orang bisa benar-benar mencetak action figure dirinya hanya dari sebuah foto selfie.
Tren membuat foto jadi miniatur ala action figure dengan Gemini AI membuktikan bahwa teknologi bisa menghadirkan cara baru berkreasi. Dari sekadar hobi, kini menjadi ajang ekspresi, bahkan peluang usaha.
Selama ada imajinasi dan detail prompt yang tepat, siapa pun bisa punya action figure versi dirinya, pasangannya, atau bahkan hewan kesayangan.
Fenomena ini bukan sekadar tren singkat, melainkan bagian dari evolusi kreativitas digital yang semakin inklusif dan menyenangkan. (MDA*)