Jakarta, albrita.com–Pemerintah Provinsi Sumatra Barat bersama Pemko Padang Panjang, didukung Pemkab Limapuluh Kota, Pemko Payakumbuh, dan Pemkab Tanah Datar, sudah lama mengusulkan Chatib Soelaiman, pejuang kemerdekaan dari Sumatra Barat, sebagai pahlawan nasional.
Sebagai seorang pejuang kemerdekaan, Chatib Sulaiman pernah menjadi Ketua MPRD Sumatra Tengah pada era pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Usulan Chatib Soelaiman jadi pahlawan nasional sudah diverifikasi oleh Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) pada 2016, tetapi sampai 2025, belum ditemukan titik terangnya.
Anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, M. Fajar Rillah Vesky asal Nagari Situjuah Batua, tempat Chatib Soelaiman gugur ditembak tentara Belanda pada 15 Januari 1949, menanyakan tindak lanjut pengusulan calon pahlawan nasional ini kepada Menteri Sosial Syaifullah Yusuf.
“Mohon petunjuk Gus Menteri, apakah diusulkan kembali atau bagaimana,” tanya Fajar Vesky saat bertemu Gus Ipul di kantor Kemensos, kawasan Salemba Raya, Jakarta, Kamis, pekan lalu.
Pertemuan itu dihadiri Bupati Limapuluh Kota, Safni Sikumbang, Wakil Ketua DPRD HM Fadhil Akbar, Kadinsos Indra Suryani, dan Kadis PU Nopriadi Syukri.
Sedangkan Mensos Syaifullah Yusuf didampingi Dirjen Pemberdayaan Sosial, Mira Riyati Kurniasih yang salah satu tugas dan kewenangannya terkait dengan nilai-nilai kepahlawanan, termasuk pengusulan calon pahlawan nasional dari daerah.
Fajar menyebut, Chatib Soelaiman sebagai icon perjuangan kemerdekaan Indonesia di Sumatra Barat. “Kata Buya Hamka, apapun perjuangan sebelum dan setelah kemerdekaan Indonesia di Sumatra Barat, tidak lepas dari nama Chatib Soelaiman. Proklamator RI Bung Hatta pernah berziarah ke makam Chatib Soelaiman. Begitu pula dengan mantan Ketum PB NU, KH Aqil Sirajd,” kata Fajar Vesky kepada wartawan, usai bertemu Mensos.
Fajar Vesky yang ikut menulis kisah perjuangan Chatib Soelaiman lewat buku berjudul “Tambiluak, Tentang PDRI dan Peristiwa Situjuah (ISBN; 2008), berharap Kemensos dapat meneliti kembali dokumen pengusulan Chatib Soelaiman sebagai pahlawan nasional. Apalagi prosesnya dulu, sudah sampai di TP2GP.
“Bahkan, informasi yang pernah kami terima, sudah pernah sampai di tingkat Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan,” kata Fajar Vesky.
Selain menanyakan soal Chatib Soelaiman, Fajar Vesky dalam pertemuan dengan Mensos Syaifullah Yusuf, berharap Kemensos membantu rehabilitasi makam pejuang Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
“Korban gugur terbanyak sepanjang sejarah PDRI yang sudah diakui pemerintah sebagai Hari Bela Negara adalah dalam Peristiwa Situjuah, 15 Januari 1949, jelas Fajar dan berharap Kemensos dapat membantu rehabilitasi makam 69 pejuang yang gugur dalam tragedi berdarah ini.
Merespons permintaan sekaligus proposal makam pahlawan Situjuah Batua yang diajukan Bupati Limapuluh Kota, Mensos meminta Dirjen Pemberdayaan Sosial, Mira Riyati Kurniasih, menelusuri kembali pengajuan Chatib Soelaiman sebagai pahlawan nasional.
“Kita bantulah ini,” kata Gus Ipul sambil menyampaikan ketertarikanya untuk berkunjung ke Sumatra Barat, khususnya ke Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat. (syam)